Memperdalam Ilmu Agama Kita (Islami)
(29 Juni 2016)

Assalamu'alaikum...
Syukur
Alhamdulillah atas segala kelimpahan rahmat Allah SWT kita dapat bertemu
kembali dengan keadaan sehat wal'afiat, sehingga dalam keadaan sehat wal'afiat
sehingga bisa melakukan suatu hal bermanfaat dalam kebaikan.
Shalawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan nabi
besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya hingga
akhir zaman. Aaamiin...
Para
sahabat, mbak-mbak, mas-mas, dan adik-adik yang selalu kami cintai dan selalu
kami banggakan. Kali ini pribadi, kami ingin bersama-sama untuk ""memperdalam ilmu agama kita masing-masing"insya Allah kedepannya kita akan menjadi semakin baik dan bermanfaat untuk keluarga, dan orang sekitar kita. Langsung saja nggeh mbak, mas, dan dik :-D
Pernahkah
kita sebagai seorang muslim memikirkan mengenai bilangan-bilangan usia kita
yang telah terlewat?
Semakin
hari, usia kita semakin menghilang, berkurang, dan akhirnya habis. Belasan
bahkan puluhan tahun usia yang telah kita lewati dengan membawa label seorang
muslim, pernahkah kita merenung sejenak dan bertanya pada diri kita sendiri,
“Berapa banyak pemahaman agama Islam yang telah kita miliki?”
Usia,
bisa saja menjadi sebuah nikmat yang tak ternilai harganya manakala kita telah
dan terus menginfakkannya hanya dalam rangka beribadah keapada Allah swt, bukan
untuk tujuan yang lain. Namun di sisi lain, usia pun bisa menjadi sumber laknat
Allah swt yang juga tak terkira hebatnya jika usia tersebut kita persembahkan kepada
hal-hal yang berbau maksiat atau bahkan kepada kemaksiatan itu sendiri.
Insya
Allah saya yakin bahwa sebagian besar dari
kita yang membaca artikel ini telah terlahir dalam keadaan Islam. Namun
sampai sebesar dan setua ini, berapa banyak waktu yang telah kita habiskan
untuk belajar dan mengenal Islam tersebut? Sampai saat ini, berapa banyak
pengetahuan dan pemahaman kita mengenai Islam? Pertanyaan-pertanyaan
semacam ini tidak lagi membutuhkan
jawaban lisan yang bertele-tele atau argumentasi yang panjang lebar. Karena,
jawabannya sudah tampak jelas dengan sendirinya melalui wajah-wajah umat muslim
dalam menjalani kehidupan dan ibadahnya sehari-hari.
Seseorang
yang mengerti dan memahami Islam dengan baik, tentu saja akan terpancar dari
tata cara kehidupannya sehari-hari. Karena, bagi seorang muslim yang
benar-benar telah memahami Islam dengan seutuhnya, segala aktivitas kehidupan
ini adalah hanya untuk satu hal, yaitu mendapatkan rahmat Allah swt. Dan ia pun
yakin bahwa dalam setiap satuan waktu
terkecil yang berjalan di dalam ruang kehidupan ini, Allah swt tidak akan
pernah kehilangan pengawasannya. Allah swt tidak akan pernah kecolongan. Untuk
itulah, ia akan senantiasa melewati hari-hari dalam kehidupan ini dengan
amal-amal sholeh.
“Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr :
1-3)
Melalui
ayat dalam surat Al ‘Ashr di atas jelas sekali bahwa Islam mengajarkan umatnya
untuk senantiasa memanfaatkan waktu untuk beriman hanya kepada Allah swt,
berbuat amal sholeh, dan saling menasehati di dalam kesabaran dan kebenaran.
Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Kerugian
besar bagi kita jika hanya menghabiskan usia dengan kesenangan dunia saja atau
hanya mengikuti alur kehidupan ini layaknya air yang mengalir. Dalam hidup ini
kita harus berjuang, karena perjuangan dan kehidupan merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Hidup akan lebih hidup dengan adanya perjuangan.
Dan perjuangan hanya akan hidup jika kehidupan masih berjalan. Janganlah pernah
merasa puas dengan apa yang telah kita dapatkan atau kita miliki. Kita harus
memiliki energi ketidak puasan yang positif, yang akan membawa kita untuk tidak
akan pernah berhenti untuk berjuang dalam rangka memperbaiki diri dan berusaha
menjadi seorang muslim yang memiliki nilai.
Mungkin
kita pernah mendengar ucapan semacam ini dalam sebuah percakapan, “Yah…maklum
deh, saya mah orang awam. Nggak ngerti…”. Ucapan semacam ini memang bukanlah
satu hal yang aneh lagi di telinga setiap kita. Namun kalau kita renungi lebih
jauh lagi, rupanya ucapan tersebut dapat memberikan teguran yang cukup keras
bagi kita semua. Mungkin masih dalam kategori wajar jika ucapan semacam itu
terlontar dari mulut seorang bocah, meskipun sebenarnya itupun merupakan
teguran atas peranan orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anaknya.
Namun, ucapan semacam itu merupakan sebuah musibah besar manakala terucap dari
seorang muslim yang sudah mencapai usia 40 plus… Dan aneh pula manakala ucapan
semacam itu tumpah dari mulut seorang muslim yang telah beruban. Kalau memang
demikian adanya, mungkin secara bodoh akan timbul pertanyaan, “Emang selama ini
kemana aja? Sudah ubanan kok masih nggak tau apa-apa”.
Islam
adalah nyawa di dalam tubuh manusia, jika pemahaman kita mengenai Islam hanya
pas-pasan atau bahkan sangat minim, lalu bagaimana kita akan membuatnya tetap
berdiri tegak, menatanya hingga tampak indah, menghiasnya agar sejuk dan
nyaman, dan mempertahankannya agar tetap hidup dan menghidupi jasmani dan
ruhani kita. Tanpa pemahaman Islam yang cukup, niscaya Islam yang telah lahir
bersama nafas kita akan lemah, mudah terkikis sedikit demi sedikit dan akhirnya
habis. Maka tinggallah kehidupan yang tawar, hampa, hambar tanpa warna dan
rasa. Bahkan besar kemungkinan, kehidupan akan dipenuhi dengan racun yang kita
tidak tahu penawarnya. Karena Islam adalah penawar segala macam penyakit dunia.
Jangan
sampai kita menjadi seorang muslim yang senantiasa tertipu oleh kenikmatan yang
diberikan oleh Allah SWT, sehingga kita tidak memanfaatkannya untuk beramal
sholeh. Ingatlah, bahwa setiap usia pasti ada batasnya. Setiap usia pasti ada
ujungnya yang akan menghentikan siklus kehidupan pemilik usia tersebut. Untuk
itu, manfaatkanlah waktu luang dan usia yang masih tersisa untuk terus
memperdalam pemahaman terhadap Islam yang telah dianugerahkan Allah swt kepada
kita, umat Muhammad saw yang merupakan umat terbaik. Rasulullah saw telah
bersabda dalam sebuah hadits yang artinya, “Dua nikmat yang banyak manusia
tertipu dengan keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. Peringatan
Rasulullah saw yang telah disampaikan dengan jelas ini hendaknya menjadi pelajaran
bagi setiap umat muslim.
Ayo
Rekk, marilah kita sama-sama berjuang
dengan sisa usia yang hanya tinggal sisa ini untuk terus memperdalam agama
Islam. Mengasah kembali pedang pola pikir, prinsip hidup, dan pola pikir islami
kita yang telah tumpul. Mari sama-sama kita berjuang untuk menjemput janji
Allah swt untuk memperolah derajat yang tinggi dengan terus memperdalam
pemahaman dan realisasi ilmu Islam.
“Niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad.” (Al Mujadilah: 11)
Alhamdulillah, semoga dengan hasil rapat yang telah kami susun bersama ini memudahkan kita tentunya juga sebagai pendongkrak generasi muda kita untuk meramaikan masjid dengan kegiatan yang baik, positif dan bermanfaat bagi ReMas, dan warga disekitar kedepannya. Aaamiin...
Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pengurus dan anggota yang selalu kompak dan sangat antuasias dalam melaksanakan kegiatan yang positif di Masjid At-Tinah.
Terima kasih banyak anda telah mengunjungi blog ReMas kami, semoga bermanfaat untuk kita semua untuk saling berbagi pengalaman dan berbagi ilmu.
Monggo, Jangan lupa Like di Facebook
Comment di CBOX sebelah kiri bagian bawah pada blog ReMas At-Tinah.
Wassalamu'alaikum...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusAlhamdulillah..
BalasHapusmakasih gan atas share ilmu nya ^_^
ijin copas :-D